UNIMED Gelar Opera Minangkabau, Hidupkan Sosok Baru dari Malin Nan Kondang

UNIMED Gelar Opera Minangkabau, Hidupkan Sosok Baru dari Malin Nan Kondang
IMG_20220330_160405
Oleh: Altasyania/ Windi Ramadhani LubisSUARA USU, Medan. Malin kundang terkenal dengan cerita seorang anak durhaka yang dikutuk menjadi batu oleh ibunya. Cerita ini yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat ini sangat terkenal bahkan kisahnya dijadikan sebagai destinasi wisata daerah. Kamis 30 Maret lalu, Prodi Seni Pertunjukan Fakultas Bahasa dan Seni UNIMED telah melaksanakan opera Minangkabau dengan judul “Malin Nan Kondang” di Auditorium UNIMED. Opera Minangkabau ini merupakan kolaborasi dengan ISI Padang Panjang. Opera Minangkabau adalah bentuk hibah dari ISI Padang Panjang. Acara ini terbuka untuk umum dan dihadiri oleh mahasiswa UNIMED.“Ini adalah bentuk implementasi kesepakatan MoU antar perguruan tinggi, antar arsitektur dan antar prodi,” jelas Nurwani, selaku dosen seni pertunjukan UNIMED. Ia juga menambahkan bahwa opera Minangkabau “Malin Nan Kondang” juga pernah ditampilkan di Rusia.Pemeran dalam pertunjukkan ini berjumlah 5 orang dengan diiringi 6 penari serta 5 pemusik. Wenhendri beserta para peneliti dari ISI Padang Panjang menambahkan bahwa alur cerita ini sangat berbeda dengan cerita asalnya. Dalam cerita ini Malin merupakan sosok anak yang baik, setia, serta patuh pada ibunya sehingga membuat cerita ini sangat bertimbal balik dari cerita aslinya.“Disini kami lebih menunjukkan bahwa gambar dari pria Minangkabau ini bukanlah seorang pria seperti Malin dalam cerita asalnya, melainkan menunjukkan bahwa pria Minangkabau ini adalah pria yang baik, setia, dan patuh terhadap orang tua sehingga memberikan kesan yang berbeda di setiap alur ceritanya,” ungkap Wenhendri sebagai sutradara sekaligus aktor dalam pertunjukan.“Pertunjukkan ini sangat berkesan dalam penyampaian emosionalnya kepada penonton, terlebih lagi saya sangat berkesan dengan penyampaian dari Datok Kayo yang ada dalam cerita tersebut,” jelas Rezia Angeli Mahasiswi Seni Rupa UNIMED. Ia juga menyampaikan pesan kepada semua mahasiswa baik yang ada di UNIMED maupun ISI Padang Panjang untuk terus mencintai budayanya.“Harapan saya, karena kegiatan ini merupakan hibah yang terakhir untuk pertunjukan ini, insyaallah diluar hibah kegiatan ini akan terus berkelanjutan sehingga kita bisa tetap menghidupkan budaya-budaya kita, mengingat perkembangan zaman saat ini,” tutup Wenhendri.Redaktur: Monika Krisna Br Manalu

Subscribe to SUARA USU

Don’t miss out on the latest issues. Sign up now to get access to the library of members-only issues.
jamie@example.com
Subscribe