Penggunaan E-Money Bikin Makin Boros?

Oleh: Inneke Kiki Rizki
Suara USU, Medan. Penggunaan e-money sebagai pengganti uang tunai atau cash saat ini mungkin bukan menjadi suatu hal yang baru, terlebih pada generasi milenial sekarang. Dikarenakan kemudahannya menggunakan e-money banyak orang beralih menggunakan e-money ketimbang membayar menggunakan uang tunai atau secara langsung. Kemudian saat pandemi Covid-19 juga penggunaan e-money dapat lebih memperkecil kemungkinan resiko terpapar covid ataupun virus lainnya, karena menggunakan uang tunai lebih besar resiko terpapar virus atau penyakit. Lalu sebenarnya apakah e-money itu? Dan apa saja bentuk e-money itu?
E-money merupakan alat tukar pembayaran dalam bentuk elektronik dimana nilai uang tersimpan ke dalam media elektronik tertentu. E-Money juga dikenal dengan nama lain seperti Electronic Cash, Digital Cash, Digital Money, Digital Currency, dan Electronic Currency.
Untuk bentuk e-money sendiri yang ada di Indonesia itu ada Flazz dari BCA, Brizzi dari BRI, Mandiri e-money dari Bank Mandiri, Nobu e-money dari Bank Nationalnobu, JakCard dari Bank DKI, TapCash dari Bank BNI, Mega Cash dari Bank Mega, Tap-izy dari Telkomsel, MTT dari PT Mass Rapid Transit (MRT), dan KMT dari PT Kereta Commuter Indonesia (KRL).
Lalu benarkah penggunaan e-money yang digunakan dikehidupan sehari-hari membuat makin boros? Nah tentu saja, penggunaan e-money yang cenderung tidak dilihat dengan secara langsung wujud fisik uang tunai yang dikeluarkan membuat kita semakin berfikir bahwa saldo yang ada dalam e-money tersebut masih ada dan tidak merasakan kehilangan uang tersebut ketika membayar sesuatu. Sebaliknya jika membayar dengan menggunakan e-money psikologis kita tidak merasakan terbebani karna tidak melihat wujud fisik dari uang tersebut. Ini bisa menjadi faktor kenapa penggunaan e-money buat makin boros.
Apalagi untuk kamu yang tak bisa mengendalikan nafsu belanjamu maka semakin boros pengeluaranmu. Karena semakin dimudahkan kamu dalam memperoleh sesuatu maka semakin sulit juga bagi kamu menahan diri untuk tidak membeli sesuatu.
Disamping e-money ada e-wallet yang menghantui pemuda milineal, penggunaan e-wallet yang dirasa cukup mudah ketimbang e-money cenderung lebih membuat para penggunanya semakin boros. Untuk e-wallet sendiri bentuknya seperti OVO, Gopay, ShopeePay, Dana, dan LinkAja.
“jangan pernah dekatkan aplikasi belanja online kamu dengan e-money atau e-wallet, jika tidak mau menyesal dikemudian hari”.
Lantas bagaimana cara mengatasi agar penggunanya tidak boros? Nah cara yang harus dilakukan ialah kendalikan nafsu belanjamu, fikirkan mana kebutuhan prioritasmu dan fikirkan juga yang kamu beli benarkah kebutuhan hidup atau gaya hidup serta sering-sering cek mutasi transaksi yang kamu keluarkan. Diharapkan dengan cara ini kamu dapat mengatasi pemborosan yang kamu lakukan saat menggunakan e-money dan e-wallet.
Redaktur: Yessica Irene