Sisi Toxic Media Sosial dalam Lagu Instagram Milik Dean

Oleh : Anna Fauziah Pane
Suara USU, Medan. Merasa insecure melihat postingan instagram orang lain. Merasa menyedihkan di antara postingan orang – orang yang terlihat bahagia. Merasa kesepian bahkan di tengah keramaian. Rasa yang demikianlah yang ingin disampaikan Dean pada lagu bertajuk instagram ini.
Lagu yang dirilis pada 2017 lalu ini ditulis langsung oleh sang penyanyi, Dean. Dean membawa pendengar merasakan atmosfer malam hari dengan menempatkan suara jangkrik pada intro lagu ini. Dengan alunan musik minimalis, Dean mulai mengeluarkan unek- unek yang mengendap dalam pikirannya. Selama dua bulan pembuatan lagu ini, penyanyi kelahiran 1992 itu banyak menghabiskan waktu dengan bermain instagram yang kemudian memberinya inspirasi untuk menulis lirik berisi pemikirannya tentang media sosial terutama instagram.
I know tomorrow is coming
But I can’t let go of my phone
Sleep just isn’t come to me
So I’m inside instagram, instagram
Seperti yang sudah disebutkan di atas, Dean mencoba menampilkan suasana malam di mana biasanya malam adalah waktu yang cocok untuk overthinking. Ujung dari overthinking itu adalah sulit untuk tidur. Rasa kantuk tak kunjung menghampiri. Jadilah kita membuka ponsel, membuka instagram melihat kehidupan orang lain melalui jendela kecil.
So many hotshots here
Some are on vacation
I didn’t press like
Cuz it feels like I’m the only one like this
Inside instagram, instagram
Melihat pencapaian orang lain, terkadang membuat kita ragu untuk berinteraksi seperti menekan like Padahal nyatanya orang tidak terlalu peduli dengan siapa yang menyukai postingan mereka, tapi terkadang malah kita merasa orang akan memiliki perspektif baru tentang kita jika kita menekan like tadi.
It’s complicated
Changing it up so often
I don’t wanna do this
This damn information age
There is definitely a problem
These day, knowing more
Makes you more miserable
Dunia berjalan terlalu cepat dan perubahan terus terjadi, hingga akhirnya membuat kita jenuh. Polusi informasi di zaman sekarang ini membuat kita jenuh dan ini benar-benar sebuah masalah. Di jaman yang serba cepat ini, mengetahui lebih banyak hal tentang orang lain semakin membuat kita terlihat menyedihkan.
As time goes by
It gets harder
Am I the only one?
Don’t wanna go clubbing
Don’t wanna watch a movie, what else is there to do?
I just end up in my neighborhood
Dean mencoba menggambarkan sentimentil diri yang beranjak dewasa pada bagian ini. Semakin bertambah usia memang kehidupan terasa lebih berat terutama peralihan remaja menuju dewasa yang akan membawa kita pada kehidupan baru. Kita kehilangan teman, beban yang dipikul juga semakin berat. Bahkan hal-hal yang dulunya kita rasa menyenangkan seperti menonton film terasa hambar.
Lonely lonely so lonely
Are things always this hard?
No way, no way, in this feed
People are living in a different world from me
Dean membawakan bagian ini dengan penuh penekanan terutama pada bagian “lonely” seolah mengungkapkan kesepian itu sendiri. Orang-orang yang kita lihat berseliweran di beranda kita terlihat bahagia, berbanding terbalik dengan diri kita sendiri. Rasanya seperti mereka hidup di dunia yang berbeda dengan kita.
I’m useless
Posting these pictures
But no one knows my hidden feelings behind them
I’m wandering again inside instagram
Jika pada lirik-lirik sebelumnya Dean menempatkan diri sebagai orang yang melihat foto-foto di instagram, pada lirik ini Dean merubah sudut pandang menjadi orang yang memposting foto-foto di instagram. Kita mungkin melihat foto-foto orang yang terlihat bahagia di media sosial, tapi kita tidak selalu tahu perasaan asli di balik foto-foto tersebut. Bahkan ada orang yang memposting foto untuk menunjukkan sisi dirinya yang baik dan mengharapkan pujian yang kemudian membuat orang tersebut terobsesi dengan validasi di media sosial. Media sosial dan manusia adalah kombinasi terbaik untuk hal rumit.
Dean menjelaskan bahwa lagu ini tidak berisi penyelesaian tentang masalah yang ada, tetapi mengibaratkannya sebagai teman yang menangis bersama karena masalah yang sama. Lagu ini membawa pesan kepada kita yang mengalami permasalahan yang sama bahwa kita tidak sendiri, karena Dean juga mengalami hal yang sama.
Alunan musik khas KRnB membuat lagu ini cocok didengarkan di malam hari. Sejalan dengan liriknya yang relate dengan generasi kita yang sekarang ini, di mana realitas media sosial sangat dipertanyakan. Lagu ini memberikan kita gambaran tentang seberapa toxic-nya media sosial. Kita iri dengan kehidupan orang lain yang ditampilkan orang tersebut pada media sosialnya. Begitu juga kita mencoba meng-cover kehidupan asli kita dengan postingan yang sebenarnya bukan kita. Media sosial khususnya instagram banyak berisi postingan orang lain yang membuat kita merasa kecil. Hingga akhirnya kita membandingkan kehidupan satu sama lain yang kemudian berujung pada kurangnya rasa bersyukur dengan kehidupan yang sudah kita miliki.
Redaktur : Fitri Dian Jannah